Senin, 02 November 2015

Tugas Ilmu Sosial Dasar V : Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

BAB 6 : PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

1. PELAPISAN SOSIAL

A. Pengertian

    Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Masyarakat tidak dapat dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan tanpa adanya masyarakat. Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :

a. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya

b. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bias menyebabkan (berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyarakatnya.

     Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)”

    Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.



B. Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial

    Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system social masyarakat kuno.

    Di dalam organisasi masyarakat primitive pun di mana belum mengenai tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Terwujud dalam bentuk sebagai berikut :

1) Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban.

2) Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa.

3) Adanya pemimpin yang saling berpengaruh.

4) Adanya orang-orang yang dikecilkan di luar kasta dan orang-orang yang di luar perlindungan hukum (cutlaw men).

5) Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.

6) Adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

C. Terjadinya Pelapisan Sosial

Terjadi dengan Sendirinya

Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.

Terjadi dengan Sengaja

Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

    Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:

-Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.

-Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).

    Kelemahan dalam system organisasi antara lain :

Pertama : karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sehingga sering terjadi kelemahan di dalam menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Kedua : karena organisasi itu telah diatur sedemikian rupa sehingga membatasi kemampuan-kemampuan individual yang sebenarnya mampu tetapi karena kedudukannya yang mengangkat maka tidak memungkinkan untuk mengambil inisiatif.

D. Perbedaan Sistem Pelapisan menurut Sifatnya

  Menurut sifat :

1. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup

Dalam sistem ini pemindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal yang istimewa, Dalam sistem pelapisan tertutup, mereka akan menerima bila berdasarkan keturunan.

2. Sistem Pelapisan Masyarakat Terbuka

Dalam sistem ini setiap masyarakat memiliki kesempatan untuk menempati suatu kedudukan tertentu, Setiap orang berkesempatan untuk menduduki jabatan tertentu asalkan memiliki kemampuan.dan sewaktu-waktu bisa turun karena tidak bisa mempertahankan kemampuannya.

E. Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial

   Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :

1. Masyarakat terdiri dari kelas atas dan kelas bawah

2. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah

3. Masyarakat kelas atas , kelas menengah, kelas menengah kebawah dan kelas bawah.

    Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :

1) Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.

2) Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.

3) Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.

4) Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).

5) Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.

2. Kesamaan Derajat

    Setiap warganegara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh kehidupan. Manusia dengan lingkungan memiliki hubungan timbal balik artinya masing-masing memiliki hak dan kewajiban sama besarnya. Setiap warga negara khususnya Indonesia dijamin kebebasannya dalam memperoleh hak dan melaksanakan kewajibannya, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

A. Persamaan Hak

    Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu lambat laun dirasakan sebagai suatu yang menggangu, karena dimana kekuasaan negara itu berkembang, terpaksalah ia memasuki lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah pula luas batas hak-hak yang dimiliki individu itu.

    Dan timbul pesengketaan pokok antara 2 kekuasaan itu secara prinsip, yaitu kekuasaan manusia yang berwujud dalam hak dasar beserta kebebasan asasi yang selama itu dimilikinya dengan leluasa, dan kekuasaan yang melekat pada organisasi baru dalam bentuk masyarakat yang merupakan negara tadi.

B. Persamaan Derajat di Indonesia

Sebagaimana kita ketahui NRI menganut asas bahwa stiap warga negara tanpa kecualinya memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, dan ini sebagai konsekuensi prinsip dari kedaulatan rakyat yang besifat kerakyatan.


3. ELITE DAN MASSA

I. Elite

Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikutsertakan. Berbicara masalah elite adalah berbicara masalah pimpinan.

a. Pengertian :

Dalam pengertian yang umum elite itu menunjuk sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan: " posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas" . Tipe masyarakat dansifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif.
Di dalam suatu lapisan masyarakat lento ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci ataumereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat togas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi 
kunci dan memiliki status tersendiri yang akhimya merupakan elite masyarakatnya.

b. Fungsi Elite dalam memegang Strategi :

Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit, dalam kelompok heterogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap persona yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta andilnya dalam meletakkan
dasar-dasar kehidupan pada masa-masa yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi alas yang secara fungsional dapat berkuasa adan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. Elite adalah suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan cara yang bernilai sosial.

 Sehubungan dengan fungsi yang harus dijalankan oleh elite dalam memegang 
pimpinan ia harus dapat mengatur strategi yang tepat. Dalam hal ini kita dapat membedakan elite pemegang strategi secara garis besar sebagai berikut :

a) Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan.
Yang paling berkuasa biasanya disebut elite segala elite).

b) Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan, (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).

c) Elite agama, filsuf, pendidik dan pemuka masyarakat.

d) Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikilogis, seperti : artis, penulis,
tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.

II. MASSA

a).  Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku vassal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa, peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat,mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers. atau mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi dalam arti luas.

b).  Hal-hal yang penting dalam massa

Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan didalam massa :

(1) Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata
sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang"orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.

(2) Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.

(3) Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­ anggotanya. Secara fisik mereka biasanya terpisah satu sama lain serta anonim, tidak mempunyai kesempatan untuk menggerombol seperti yang biasa dilakukan oleh crowd.


(4) Very loosely organized, serta tidak bisa bertindak secara bulat atau sebagai suatu kesatuan seperti halnya/crowd.

c) Peranan individu 

 individu di dalam massa penting sekali kenyataan bahwa massa adalah terdiri dari individu-individu yang menyebar secara luas diberbagai kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan setempat. Obyek yang massa interest dibayangkan sebagai penarikan 
perhatian orang-orang dari kebudayaan dan lingkungan hidup setempat mereka dan 
mengalihkannya kepada semesta yang lebih luas, ke arah yang tidak dibatasi atau 
dilingkupi oleh tertib, peraturan-peraturan atau harapan-harapan. Dalam pengertian yang demikian ini massa bisa dipandang sebagai tersusun oleh individu-individu yang terlepas serta terpisah, yang menghadapi obyek-obyek atau area penghidupan yang menarik perhatian, tapi yang juga membingungkan dan sulit untuk dimengerti dan diatur.

d) Masyarakat dan Massa

Dari karakteristik yang singkat ini bisa dilihat bahwa massa merupakan gambaran kosong dari suatu masyarakat atau persekutuan. la tidak mempunyai organisasi sosial, tidak ada lembaga kebiasaan dan tradisi, tidak memiliki serangkaian aturan-aturan atau ritual, tidak terdapat sentimen-sentimen kelompok yang terorganisir, tidak ada struktur status peranan, serta tidak mempunyai kepemimpinan yanag mantap. Ia semata­-mata terdiri dari suatu himpunan individu-individu yang terpisah, terlepas, anonim dan dengan begitu homogen sepanjang perilaku massa dilibatkan.

e) Hakikat dan Perilaku Massa

Timbul pertanyaan, bagaimana massa bertingkah laku. Jawaban berada dalam istilah-istilah dari masing masing individu yang mencari jawaban menurut kebutuhan sendiri-sendiri. Secara paradoksial, bentuk perilaku massa terletak pada garis aktivitas individual dan bukan pada tindakan bersama.
Aktivitas
 individual ini terutama berada dalam bentuk seleksi sepertinya seleksi obat gigi barn, buku, permainan, landasan partai, filsafat,dan lain sebagainya. yaitu seleksi-­seleksi yang dibuat dalam respons atas impuls-impuls atau persamaan­-persamaan yang tidak menentu yang ditimbulkan oleh obyek yang massa interest. Perilaku massa, sekalipun merupakan suatu himpunan garis-garis tindakan yang individual, bisa menjadi amat penting artinya. Jika garis-garis ini bertemu,pengaruh dari massa kemungkinan adalah luar biasa, seperti ditunjukkan oleh efek-efek yang melanda lembaga-lembaga sebagai akibat pertukaran/bekerjanya selective interest dari massa.
Suatu partai politik bisa berantakan atau sebuah badan komersial bisa hancur oleh pertukaran-pertukaran dalam interest atau teste.


f) Peranan Elite terhadap Massa

Elite sebagai minoritas yang memiliki kualif ikasi tertentu yang eksistensinya sebagai kelompok penentu dan berperan dalam masyarakat diakuisecara legal oleh masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini kita melihat elitesebagai kelompok yang berkuasa dan kelompok penentu.
Dalam kenyataannya elite penguasa kita jumpai lebih tersebar, jangkauannya lebih luas, tetapi lebih bersifat umum, tidak terspesialisasi sepertikelompok penentu. Kita mengenal, adanya kelompok penguasa merupakangolongan elite yang berasaldari kondisi sejarah masa lampau.
Kelompok elite penguasa ini tidak mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosialtetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan birokrat.

4. PEMBAGIAN PENDAPATAN

1)       KOMPONEN PENDAPATAN

Pada dasarnya dalam kehidupan ekonomi itu. hanya ada dua kelompok, yaitu rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen. Dalam rumah tangga produsen dilakukan proses produksi. Pemilik faktor produksi yang telah menyerahkan atau mengikutsertakan faktor produksinya ke dalam proses produksi akan memperoleh balas jasa. Pemilik alam (tanab) akan memperoleh sewa. Pemilik tenaga akan memperoleh upah. Pemilik modal akan memperoleh bunga dan pengusaha (skill) akan memperoleh keuntungan.
Semua hulas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi tersebut merupakan pendapatan nasional. Dan besar kecilnya sangat tergantung dari peranan atau penting tidaknya faktor produksi tersebut. Selain itu. juga dipengaruhi oleb sistem distribusi dan redistribusi yang berlaku.

Pedagang yang melakukan jasa berupa menjual basil pertanian yangtelah dibelinya, daridesa ke kota, akan memperoleh hulas jasa berupa: keuntungan/upah ; Karena telah mengangkutnya ke kota, bunga modal; Karena mengikutsertakan modalnya dalam perdagangan. Sedangkan sewa tanahnya yang  berupa retribusi pasar dibayarkan kc pemerintah. Demikian prosesnya, untuk semua proses produksi.

2)       PERHITUNGAN PENDAPATAN

Apabila diteliti lebih lanjut, masih terdapat faktor-faktor lain yang dapatmempengaruhi besarnya upah atau sewa tanah, walaupun basil yang dapat diperolehnya letup. Namun demikian, tingkat upah atau sewa tanah itu tidak bergerak bebas naik terns-menerus.


  1. Sewa tanah

Bunga tanah atau sewa tanah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik tanah, Karena ia telah menyewakan tanahnya kepada penggarap. Pendapatan yang diterima tersebut hanyasemata-mata Karena hak milik dan bukan Karena ia ikut serta menyumbang jasanya dalam proses produksi.
David Ricardo melalui teori perbedaan kesuburan tanah, mengemukakan bahwa sewa tanah itu timbul Karena perbedaan kesuburannya. Tanah yang subur dapat menghasilkan lebih besar daripada tanah yang kurang subur. Demikian juga sebaliknya, tanah yang subur memerlukan biaya produksi yang lebih murah daripada tanah yang tidak subur. Nilai jual total basil produksi tanah yang subur lebih besar daripada tanah yang tidak subur. Perbedaan inilah yang menjadi somber timbulnya sewa tanah.

Von Thunen mengemukakan teori perbedaan, yaitu perbedaan letak terhadap pasar. Dua bidang tanah yang sama-sama suburnya. Sebidang dekat dengan pasar sedangkan lainnya jauh dengan pasar. Kedua bidang tanah tersebut mempunyai produktivitas (kemampuan menghasilkan) yang sama. Tanah yang dekat pasar akan memperoleh basil yang lebih besardaripada tanah yang jauh ke pasar, Karena tanah dekat pasar, biaya penjualan basil pasar yang barns dikeluarkan relatif lebih murah daripada tanah yang jauh dari pasar. Menurut Von Thunen, perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya sewa tanah.

  1. Upah


Upah adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh buruh,Karena menyumbangkan tenaganya dalam proses produksi.

Menurut David Ricardo, upah ini sebagai harga dari tenaga kerja. Upah yang diterima buruh berupa uang disebut upah nominal, sedangkan barang atau jasa yang dapat dibelinya dengan upah nominal tersebut disebut upah riil.
Sistem pemberian upah dalam perjanjian kerja dapat berupa upah harian, upah borongan, upah satuan, upah menurut waktu, upah dengan premi dan sebagainya. Sistem upah yang mana yang akan dipergunakan, tergantung daripada kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu pekerja dan pengusaha.Bagi mereka yang mempunyai kemampuan lebih tinggi akan menuntut 
upah yang lebih tinggi daripada mereka yang kemampuannya kurang.

  1. Bunga modal

Sewa modal atau bunga adalah bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh pemilik modal, karena telah meminjamkan modalnya dalam proses produksi. Modal yang ikut sorta dalam proses produksi akan memperbesar basil produksi.
Jean Babtiste Say mengemukakan teori produktivitas. Pada prinsipnya modal itu sebenarnya membantu terlaksananya produksi dan bahkan mempertinggi basil. Jadi sewa modal yang diserahkan kepada pemilik modal adalah bagian dari pertambahan produksi akibat penggunaan modal.
Teori pengorbanan (Nassau William Senior) pada dasarnya membahas bahwa : modal itu memberikan kenikmatan kepada yang mempergunakan, tetapi sebaliknya bagi pemilik sudah susah payah mengumpulkannya, setelah terkumpul diserahkan kepada orang lain. Judi dapatlah dikatakan bahwa bunga modal itu merupakan balas jasa pengorbanan.



  1. Laba pengusaha

Pengusaha memperoleh balas jasa yang berupa keuntungan, Karena telah  mengorganisasi faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi. Josseph Schumpeter dengan teori keunggulan mengemukakan bahwa pengusaha itu keunggulannya tidak sama, tetapi yang lebih unggul adalah mereka yang berhasil menemukan kombinasi baru seperti metode produksi barn, efisiensi dan daerah penjualan yangharus. Pengusaha yang unggul inilah yang memperoleh laba.
Pendapatan pengusaha itu diperoleh dari beberapa sumber: apabila semua faktor produksimerupakan milik pribadi. Tetapi apabila hanya sebagian saja yang merupakan hak milik, maka balas jasa faktor produksi yang diterima oleh pengusaha hanyalah hulas jasa dari faktor yang dimiliki saja. Sedangkan balas jasa lainnya diserahkan kepada pemilik faktor produksi yang dipergunakan.


3)       DISTRIBUSI PENDAPATAN

   Setelah dilakukan perhitungan pendapatan nasional, maka dapat diketahui kegiatan
produksdan struktur perekonomian suatu negara. Lebih lanjut akan mempermudah
perancang perekonomian negara, Karena telah diketahui bahan
bahan/keterangan mengenai situasi ekonomi baik secara makro maupun
sektoral. Sektor mana yang memberi sumbangan paling banyak dan juga
golongan mana yang memperoleh bagian pendapatan nasional yang terbanyak.
Selanjutnya dapat diketahui berapa tingkat income perkapita, dan ini
menunjukkan tingkat potensi kemakmuran rata-rata.

  Namun demikian, perlu disadari bahwa tingkat income perkapita itu hanya merupakan
alat ukur untuk membandingkan kemakmuran suatu negara
dengan negara lain. Jadi meskipun
tingkat pendapatan perkapita tinggi belum berarti bahwa tingkat kemakmuran itu
telah merata dan dinikmati oleh semua warga negara.

   Itulah sebabnya persoalan distribusi termasuk yang paling strategis
dan peka dalam masalah pendapatan nasional dan ini sering menjadi sumber
kerusuhan dalam masyarakat.

Tidak ada komentar: