Minggu, 27 September 2015

Tugas Ilmu Sosial Dasar I : Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan



Bab II : Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

A. PENDAHULUAN
     
     Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi kompleks.
      Pemanfaatan dan pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah maupun kebudayaan kebendaan yang berakibat pada berubahnya cara berpikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam pokok bahasan ini, akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.

B. PERTUMBUHAN PENDUDUK
     
    Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara bahkan dunia. Misal : dengan bertambahnya penduduk berarti persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah dan sebagainya harus juga bertambah.
    Apabika pertambahan penduduk tidak dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas akan menimbulkan masalah seperti tingginya angka pengangguran, kemiskinan, dan timbulnya tindak kejahatan. 
     
     Pertambahan penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi sebagai berikut : 
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran (Fertilitas)
3. Migrasi

   Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate, yaitu kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan.

1. Kematian
    ada beberapa tingkat kematian. Akan tetapi di sini hanya dijelaskan dua jenis tingkat kematian saja yakni :

a. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
    Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada satu tahun per
jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Secara dinyatakan tiap 1.000 orang.

b. Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)
    Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Misalnya laki-laki berusia 85 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mati daripada laki-laki umur 25 tahun. 
    Karena perbedaan resiko kematian tersebut, maka digunakan tingkat kematian menurut umur (Specific Death Rate). Tingkat kematian ini menunjukkan hasil yang lebih teliti.

2. Fertilitas (Kelahiran Hidup)
   Pengukuran fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran moralitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut : 
1) Sulit memperoleh angka statisik lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran.
2) Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak.
3) Makin tua umur wanita tidak berarti kemungkinan mempunyai anak menurun.
4) Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja.

   Ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan.
a. Facundity (kesuburan)
    Facundity adalah kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b. Fertility (fertilitas)
    Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Pengukuran fertilitas selalu didasarkan atas jumlah kelahiran hidup pada kelompok penduduk pada periode tertentu. Tinggi rendahnya kelahiran dalam sekelompok penduduk tergantung pada : struktur umur, pengguna alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.

General Fertility Rate (GFR) Angka Kelahiran Umum
   GFR adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 wanita usia produktif antara 15-44 tahun atau antara 15-49 tahun.

Age Specific Fertility Rate (ASFR) Tingkat Kelahiran Khusus
   ASFR menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur dari wanita yang berada dalam kelompok umur 15-49 tahun. Ukuran yang ini lebih baik, oleh karena itu ada perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun.

3. Migrasi
   Aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. mobilitas mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara sedangkan migrasi bila dikaitkan dengan unsur waktu yang baru misalnya minimal 6 bulan. 
   Migrasi adalah merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dan keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
    
   Jika seseorang migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain sebaiknya memperhatikan faktor-faktor berikut : 
- persediaan sumber alam
- lingkungan sosial budaya
- potensi ekonomi
- alat masa depan
   
    Dengan mengetahui faktor-faktor diatas setidaknya terhindar dari akibat negatif. Secara garis besar migrasi di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu : urbanisasi dan migrasi interegional atau transmigrasi.

Akibat Migrasi
a. Urbanisasi (migrasi dari desa ke kota) walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat
    mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. para urbanit kebanyakan
    terdiri dari golongan muda yang produktif. akibatnya memungkinkan pertumbuhan
    penduduk yang pesat di kota.

b. Migrasi interegional di indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur
    produktif. Di DKI Jakarta sebagai akibat dari adanya migrasi interegional
    pertumbuhannya menjadi sangat pesat.

c. Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada
    tahun 1971 sampai dengan 1980. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi
    penduduk Indonesia. Komposisi penduduk mempunyai peranan penting karena
    merupakan pengelompokkan daripada penduduk yang didasarkan pada karakteristik
    tertentu yang akan disesuaikan dengan kegunaannya. Komposisi penduduk menurut
    umur dan jenis kelamin mempunyai peranan penting untuk mengetahui : 
- Pertumbuhan penduduk di suatu daerah termasuk cepat atau lambat.
- Rasio ketergantungan.
- Jumlah wanita dalam usia subur.
- Jumlah tenaga kerja yang tersedia.

   Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk karena dapat langsung diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak , dewasa dan orang tua pada wilayah tertentu. Keadaan struktur atau komposisi penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda-beda pula.

Ada tiga jenis struktur penduduk : 

1. Piramida penduduk muda
    Piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang
    berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.

2. Piramida Stationer
    Bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat
    kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.

3. Piramida penduduk tua
    Bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya tingkat kelahiran yang sangat
    pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar,
    maka suatu negara bisa kekurangan penduduk.

Rasio Ketergantungan (Dependency of ratio)
    Rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%)


C. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

 A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA

1. Zaman Batu sampai Zaman Logam
    Zaman batu terbagi menjadi dua, yaitu :
- Zaman batu tua     (Paleolithikum)
- Zaman batu muda (Neolithikum)

    Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk maupun permukaan masih kasar, misalnya kapak genggam. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari cina selatan, menyebar ke arah selatan sampai ke semenanjung Malaka lalu berlanjut ke pulau-pulau lainnya.

    Bersamaan dengan persebaran budaya kapak batu, tersebar pula bahasa Proto Austronesia yang menjadi cikal bakal dan indukbahasa-bahasa di wilayah negara-negara Anggota Asean, Khususnya Republik Indonesia. Zaman batu muda (Neolithikum) membawa revolusi dalam kehidupan manusia seperti hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat, bertani dan beternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.

    Bangsa-bangsa Proto-Austronesia membawa kebudayaan Dongson yang diantaranya berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu dari bahan perunggu. Permulaan zaman logam ini pada dasarnya sangat penting sekali untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

B. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM.

1. Kebudayaan Hindu dan Budha
    Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Sekitar abad ke-5, agama Budha masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Agama Budha dikatakan lebih maju daripada agama Hindu. Sebab, Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia berkembang secara damai. Masing-masing melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra.

2. Kebudayaan Islam
    Pada abad ke-15 dan ke-16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia. Oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut Wali Sanga. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung dalam suasana damai. Di daerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam Mempunyai pengarus yang mendalam dalam kehidupan penduduk wilayah tersebut. Agama islam berkembang dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia karena Kebudayaan Islam Memberi pengaruh yang besar bagi kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

C. KEBUDAYAAN BARAT
     Awal kebudayaan barat masuk ke Indonesia ketika penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda. di beberapa kota juga muncul bangunan dengan gaya arsitektur barat. Dalam kurun waktu itu juga di kota-kota pusat pemerintahan berkembang dua lapisan sosial :
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
2. Lapisan sosial kaum pegawai.

   Dalam lapisan sosial kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial. Namun itu belum sepenuhnya diterima sebagai milik nasional. Dikatakan bahwa kebudayaan modern sekarang yang berpangkal pad ilmu, ekonomi dan kemajuan teknologi dengan ciri otonominya, juga goncang, sehingga merendahkan martabat umat manusia.

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
     Berbagai penelitian Antrophologi menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara corak-corak kebudayaan dengan kepribadian. Opini umum juga menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan.

Contoh :
    Di Indonesia jika wanita hamil tidak mempunyai suami, ia telah melanggar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat dan bangsa pada umumnya. Budaya Indonesia yang berakar dari agama tidak membenarkan hal semacam itu. Akibatnya, orang itu akan dikucilkan dan direndahkan hakikatnya sebab ia telah melanggar adat/kepribadian keluarga dan masyarakat di sekelilingnya.

Kesimpulan
   Sifat-sifat Kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hukum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadian bangsa juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah dan suka menolong dan bergotong royong adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang ada di Indonesia dan menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.

    



   









   


    


      

Tidak ada komentar: